Alvin melangkahkan kedua kakinya memasuki kelas barunya saat
ini.
“Wes. Pagi-pagi gini udah banyak aja makanannya. Gue mau
dong” ucap Rio yang menghampiri Alvin.
“Nih buat lo aja. Tempat duduk pesanan gue udah siapkan?”
Tanya Alvin
“Siap bos. Sesuai mau lo pinggir sebelah kiri kedua dari
belakang. Gue duduk di sebelah kanan lo dan Iel di depan lo”balas Rio sambil
menjelaskan panjang lebar. Kemudian Alvin segera menuju ke tempat duduknya.
“Gabriel mana Yo?” Tanya Alvin lagi
“Lagi kekantin katanya belum sempat sarapan. Lo sih datengnya lambat. Dia katanya udah gak
tahan nunggu makanan dari lo” balas Rio
Alvin, Rio dan Gabriel adalah sahabat yang sangat dekat.
Mereka bersahabat sejak SD. Gabriel seorang ketua OSIS dan anak OSN, Rio adalah ketua band sekolah
yang sangat terkenal dimana-mana, ia juga kadang-kadang bermain basket dengan
Alvin. Dan Alvin tidak perlu dipertanyakan lagi kesempurnaannya. Banyak yang
mengatakan mereka bertiga bersahabat karna mereka bertiga sama-sama lelaki yang
sempurna. Padahal, persahabatan mereka tidak segampang itu. Mereka bertiga
justru bersahabat karena satu kejadian lucu yang tidak akan pernah dipikirkan
oleh orang lain.
@@@
Chelsea melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah. “Hari pertama. Semoga menyenangkan” ucapnya
dalam hati. Kemudian Chelsea melanjutkan langkahnya dan sampai di depan
kelasnya. Chelsea melihat papan kelas itu X MIA 1 begitu yang tertulis disana.
Chelsea kemudian masuk kedalam.
“kayaknya gue
bener-bener datang kesiangan deh” ucap Chelsea dalam hati. Jelas terlihat
kalo udah gak ada lagi tempat duduk yang kosong.
“Hey lo yang masih berdiri. Lo nyari tempat duduk kan? Lo
duduk di sini aja” ucap seorang gadis pada Chelsea. Kemudian Chelsea menuju ke
gadis tersebut.
“Thank’s” ucap Chelsea.
“You’re welcome “ balas gadis itu. Setelah Chelsea duduk bel
pun berbunyi
@@@
Bel istirahat sudah berbunyi. Mungkinn karena baru hari
pertama. Proses belajar mengajar belum sepenuhnya berlangsung. Chelsea hanya
dapat mendengarkan guru memperkenalkan diri dan pelajaran kedepan dan itu
membuatnya justru tidak nyaman.
“Chels. Lo mau ke kantin?” Tanya gadis yang tadi menawarkan
tempat duduk pada Chelsea
“Gak. thank’s” jawab Chelsea singkat
“Lo yakin? Lo gak mau nyoba kantin di SMA? Beda lo rasanya”
ucap gadis itu kemudian.
“Gak” jawab Chelsea lebih singkat
“Udah lah Ndai. Sia-sia aja lo ngajakin Ice Queen kayak dia.
Mau di ajakin 100 kali juga gak bakal mau, emang dari SMP udah kayak gitu kan.
Mending kita ke kantin aja. Gue laper” ucap seorang pada gadis bernama Chindai
ini
“Ia ndai betul apa yang di bilang Angel. Mending sekarang
kita rame-rame ke kantin deh. Nyobain makanan di kantin SMA.” Ucap seorang
gadis lain yang bernama Marsya.
Kemudian Chindai bersama gadis dari kelas X MIA 1 pun segera
ke kantin tanpa Chelsea. Chelsea jelas mendengar apa yang dibicarakan
teman-temannya tadi. Namun, Chelsea tidak mau ambil pusing pada mereka. Asalkan
mereka tidak mencampuri urusan Chelsea, Chelsea tidak peduli pada urusan mereka
termasuk jika mereka menggosipkannya. Chelsea memang terkenal dengan sebutan
Ice Queen dari SMP, karena sifat dingin dan tidak pedulinya. Teman-temannya pun
menyebutnya demikian.
@@@
Berbeda dengan Chelsea yang dingin, Chindai adalah seorang
gadis yang sangat hangat. Dia berteman pada siapa pun, tersenyum pada siapa pun
dan membantu siapa pun. Hal itulah yang menyebabkan ia memiliki banyak teman.
Namun, Chelsea dan Chindai memiliki satu persamaan yang miris. Mereka sama-sama
tidak punya sahabat, Chelsea jelas tidak memiliki sahabat karna sikapnya yang
dingin namun Chindai, Chindai tidak memiliki seorang sahabat karna ia tidak tau
membedakan seorang teman dan seorang sahabat. Ia bertemaan pada siapa pun dan
menyamaratakan semuanya. Sehingga, tidak ada seorang pun yang special untuknya.
“Ndai lo mau makan apa?” Tanya Angel pada Chindai
“Gue makan bakso sama teh botol aja” jawab Chindai
“Oke biar gue ambilin dulu ya makanannya” ujar Angel
kemudian
“Eh. Gak usah biar gue aja. Kalian pesan apa?” ucap Chindai
“Samain aja sama lo Ndai” jawab teman-temannya
Kemudian Chindai segera memesan makanan untuk teman-temannya
dan kembali ke tempat duduknya.
“Eh ini bener kantin kelas X kan?” Tanya Marsha
“Iya bener kok.” Jawab Angel. Kantin di SMA Airlangga memang
ada 3. Kantin 1 untuk kelas X, kantin 2 untuk kelas XI dan kantin 3 untuk kelas
XII. Alasannya, karena siswa yang bersekolah di SMA ini sangat banyak sehingga,
SMA Airlangga menyediakan 3 kantin.
“Tapi kok kak Alvin sama teman-temannya ada disini yah?”
ujar Marsha kemudian.
“Mau ngapain mereka disini?” ujar Angel kemudian. Segera
setelah itu pesanan mereka pun datang.
“Ya udalah dari pada ngurusin kakak kelas mending kita makan
aja. Katanya tadi laper. Pengen nyoba makanan kantin SMA” ujar Chindai.
Kemudian Chindai dan teman-temannya pun makan dan seketika lupa pada Alvin dan
teman-temannya.
@@@
“Vin mau ngapain sih
kita disini?” Tanya Gabriel
“Iya Vin. Ini tuh kantin anak kelas satu tau gak. otak lo
lagi korslet yah?” tambah Rio
“Gak kenapa-napa. Gue Cuma kangen aja sama kantin kelas X.
Lagian kalian kayak baru pertama kali aja bakal makan di kantin kelas XI” jawab
Alvin yang matanya dari tadi seperti sedang mencari seseorang. Untuk siswa
seperti Alvin dan kawan-kawan perbedaan jenjang kantin itu tidak berlaku. Sejak
kelas X Alvin, Rio dan Gabriel sudah bebas makan di mana saja. Entah itu kantin
kelas XI atau pun kelas XI. Namun, karna cukup tau diri. Mereka bertiga tidak terlalu
sering makan di kantin kelas XI dan hanya ke kantin kelas XII jika ada
keperluan mendesak.
“Lagian dari tadi lo nyari siapa sih??” Tanya Gabriel
“Udahlah dari pada kalian berdebat mending kita nyari tempat
duduk aja. Gue udah laper banget nih” potong Rio. Kemudian Rio, Alvin dan
Gabriel segera duduk di satu meja kecil yang masih kosong.
“Lo mau makan apa Vin?” Tanya Rio
“Gue minum aja. Masih kenyang gue” jawab Alvin
“Kalo lo Iel?” Tanya Rio lagi
“Gue mi kuah yah. Kayak biasa kacangnya dibanyakin gak usah
pake sayur” jawab Alvin. Kemudian Rio segera memesan makanan untuk mereka.
“Lo sebenarnya lagi nyari siapa sih Vin?” Tanya Gabriel
“Heh.. Maksud lo apa? Gue gak ngerti” jawab Alvin
“Lo gak usah bohong lah. Gue liat dari tadi mata lo tuh
berkeliaran dimana-mana. Lo kayak lagi nyari seseorang. Siapa sih?” ucap
Gabriel kemudian
“Ah. Itu perasaan lo aja kali’. Gue lagi gak nyari
siapa-siapa kok” kata Alvin. Alvin dari tadi memang sedang mencari seseorang.
Siapa lagi kalo bukan Chelsea.
“Mana sih tuh anak. Gue
punya plan besar buat dia. Dia malah gak ada” ucap Alvin dalam hati.